Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 Juni 2017

Tuntunan Ketika Hendak Keluar utk Melaksanakan Shalat ‘Ied



1. Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat shalat. Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mandi pada hari ‘ied sebelum berangkat shalat

2. Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik. Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.”

3. Makan sebelum keluar menuju shalat ‘ied (khusus untuk shalat ‘Idul Fitri).

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,ِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya."

Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat ‘ied.

4. Bertakbir ketika keluar hendak shalat ‘ied. Dalam suatu riwayat disebutkan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu Akbar).”

5. Menyuruh wanita dan anak kecil untuk berangkat shalat ‘ied. Dalilnya sebagaimana disebutkan dalam hadits Ummu ‘Athiyah yang pernah kami sebutkan. Namun wanita tetap harus memperhatikan adab-adab ketika keluar rumah, yaitu tidak berhias diri dan tidak memakai harum-haruman.

Sedangkan dalil mengenai anak kecil, Ibnu ‘Abbas –yang ketika itu masih kecil- pernah ditanya, “Apakah engkau pernah menghadiri shalat ‘ied bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” ُ

“Iya, aku menghadirinya. Seandainya bukan karena kedudukanku yang termasuk sahabat-sahabat junior, tentu aku tidak akan menghadirinya.”

6. Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda. Dari Jabir, beliau mengatakan,َ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang."

7. Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat. Dari Ibnu ‘Umar, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki.”

📙📙 Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah ‘Ied dan Ba’diyah ‘Ied

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied."

Semoga bermanfaat

Taqobal allalah minna wa minkum..


Minggu, 18 Juni 2017

True story...(Hikmah diperjalanan Bandung-Bogor)

True story...(Hikmah diperjalanan Bandung-Bogor dlm 10 hari terakhir Puasa):

Siang itu sekiyar jam 3-an sore kmren dg santainya kami (sy, istri & 2 anak terkecil) mengendarai mobil berangkat menuju Bogor...(sengaja karena nyantai kami ambil jalur puncak)...
Rupanya mulai dari keluar toll Padalarang sdh mulai agak macet2an.
Tiba di Cianjur aja sdh jam 5-an sore.

"Kita sdh sampai dmna ini Pa?" Tanya anak sy si bontot (Aliya : 4 thn)
"Cianjur" jwb ku.
"Oo...sdh dkt Bogor ya
Pa"..."Brpa jam lagi kita nyampe nya" celetuk si kecil lg.
"Ya...tinggal sktr 2 jam lg nyampe"....jwb sy lg.
"Yaaa ... msh lama donk nyampe nya...kita kan mau berbuka puasa ni..." Celetuk anak sy yg kecil satunya (Chaca: 7 thn) yg terbangun karena dengar kerasnya klakson yg sy bunyikan krna ada Angkot yg mendadak nyalip sy...
"Sabaar ya... Nanti kita cari tempat berhenti utk mkn & berbukanya"... kata saya..

Kami teruskan perjalan sambil mencari tempat yg pas utk berhenti berbuka.
Tiba lah di salah satu RM Padang Kapau di seputaran Cipanas...
Kami berhenti disitu alhasil sampai selesai berbuka.

Ketika mau sholat maghrib...serasa tempat itu kurang cocok...akhirnya kami meneruskan perjln sambil cari2 masjid sekitar pinggir jalan...eee g ketemu lg masjid...ada juga mushola itu pun sdh terlanjur kelewat olh kami...teruskan perjln sambil tolah toleh....

Tanpa terasa sampai la kami di puncak dkt masjid At-Ta'awun.
Berhenti...parkir ...dan buru2 ke masjid krna ngejar takut kehabisan wktu maghrib nya.

Alhmdllh selesai jg sholat maghrib...sambil nunggu wktu sholat Isya' sy tetap duduk di dlm masjid sambil baca2 do'a dan ayat2 pendek..
Tiba2  datang seorang Bapak tua bersama bbrpa anggota keluarga nya (ada yg anak2...ada yg remaja...ada yg dewasa dll)...juga sholat tdk jauh dari tempat sy duduk.
Seusai Bpk tsb sholat, dia pun baca2an kayaknya jg sambil nunggu Isya'.

Tanpa disadari tau2 Bpk tsb nyamperin sy dan langsung mengucap salam dan mengulurkan tangan ngajak sy jabatan tangan.
Sy jwb slm nya dan sy jabat jg tangannya.

Beliau berucap sembari bertanya..."Mas dari mana?"
Saya :"dari Bandung mau ke Bogor Pak".
Beliau: "Ooo..klo saya dari PondokGede...sengaja di hari 10 terakhir puasa ini ngajak anak2 & cucu2 berbuka di Puncak Bgr dan niatnya mau sholat di Masjid ini sampai sholat taraweh"...
Saya: "waaa...keren jg pak... Jadinya mereka semua skrg lg pd sholat disini ni"..(berusaha ramah juga..hhh).
Beliau: "Yaa ... Itu tu"...kata beliau sambil nunjuk2 anak2 dan cucu2nya yg jg sholat dlm masjid tsb.
Lalu spontan Bpk tsb nanya saya "Mas...tau knpa sy lgsg nyamperin Mas?"
Saya: "g tau pak" jwb ku.
Beliau: "Saya tu g tau ya kog ada rasa tertarik utk ngombrol sama Mas"..
Saya; "Ooo gitu ya Pak".
Beliau: "Ya...saya tertarik dg Mas...tapi sy ini bukan orang kaya Mas".
Saya: "Aach Bapak..." Celetuk ku.
Beliau: "Yaa..sy tdk kaya harta..tapi sy merasa kaya dg sgla kesempatan sampai usia sy segini"...."Mas tau g kira2 brpa usia sy?" tanya si Bpk ke sy.
Saya: "ooo g tau pak...paling2 Bpk baru 60-an thn" jwb sy sambil nerka2..
Beliau: " Waaa muda skli klo segitu Mas"..."sy ni sdh 80-an thn Mas"..."Alhmdllh seusia begini sy sehari2 msh kuat naik motor ...bbrpa waktu lalu sy naek motor pulkam dari PondokGede ke Kendal" ...

Saya: "oooiya Pak" (rada kagum).
Beliau: "yaa...sehari2 saya jg msh kuat utk selalu pake motor kesana kemari"
Saya: "hebat Bpk...seusia 80-an thn gini msh kuat naik motor".

Stlh itu kami cerita2 kami berlanjut ttg kehidupan dunia dan pekerjaan...
Terakhir baru sy ketahui si Bpk ini adalah pensiunan Jaksa.

Singkat cerita akhirnya saya bertanya...
Saya: "Apa pak kira2 resepnya Bpk bisa tetap keliatan muda seperti ini?".
Beliau: "Rahasianya adalah:
1. Jangan punya perasaan IRI ataupun DENGKI.
2. Sllu la berusaha utk TIDAK MARAH.
3. CINTAI orang yang MEMBENCI/MENYAKITI kita".

Masyaa Allah... Luar biasa....

Boleh jg dishare ke tmn2 sekiranya dipandang perlu.

*Smga Bermanfaat*

(Sumber: Ken Kanaidi).

Selasa, 06 Juni 2017

Dosa Besar "TAKHBIB"...Apa itu?

Di antara dosa besar atau kesalahan fatal yang barangkali jarang disadari atau diketahui oleh umat Islam adalah dosa takhbib. Dosa ini memang jarang dibahas di ceramah atau pengajian.

Apa itu TAKHBIB?

مَنْ خَبَّب زوجة امرئ أي خدعها وأفسدها أو حسن إليها الطلاق ليتزوجها أو يزوجها لغيره أو غير ذلك


"Siapa yang melakukan takhbib terhadap istri seseorang (maknanya adalah siapa yang menipu wanita itu, merusak keluarganya atau memotivasinya agar cerai dengan suaminya, agar dia bisa menikah dengannya atau menikah dengan lelaki lain atau cara yang lainnya)". (Aunul Ma’bud, 14/52).


Sedangkan Imam Adz-Dzahabi mendefinisikan takhbib sebagai berikut:

إفساد قلب المرأة على زوجها


”Merusak hati wanita terhadap suaminya.” (al-Kabair, hal. 209).

Dapat difahami, bahwa takhbib adalah perbuatan menggoda atau merayu istri orang lain agar wanita tersebut menjauh dari suaminya, atau benci dengan suaminya atau bahkan minta cerai dengan suaminya.

Seorang laki-laki yang melakukan takhbib, ia akan menjadi penyebab percerian dan kerusakan rumah tangga seorang wanita dengan suaminya. Karena kehadirannya, membuat seorang wanita menjadi benci suaminya dan meminta untuk berpisah dari suaminya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits memberikan ancaman keras untuk pelanggaran semacam ini. Di antaranya dapat kita lihat dalam hadits-hadits berikut:

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امرَأَةً عَلَى زَوجِهَا


”Bukan bagian dariku seseorang yang melakukan takhbib terhadap seorang wanita, sehingga dia melawan suaminya.” (HR. Abu Daud 2175 dan dishahihkan al-Albani)

2. Hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ أَفْسَدَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا


”Siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dari umatku.” (HR. Ahmad 9157 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Barangkali ada wanita yang sedang bermasalah dengan suaminya, dan kebetulan wanita tersebut memiliki teman lama seorang pria, lalu wanita tersebut curhat kepadanya tentang persoalan keluarga, dan curhat tersebut ibarat gayung bersambut bagi si pria, dan si pria memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberikan perhatian, empati, dan lain sebagainya *ini juga termasuk dlm perbuatan takhbib*.

Ingatlah saudaraku, semua itu adalah pintu syaitan (Ibnul Jauzi menukil nasehat dari Al-Hasan bin Sholeh) yang mengatakan,

إن الشيطان ليفتح للعبد تسعة وتسعين بابا من الخير يريد به بابا من الشر


“Sesungguhnya setan membukakan 99 pintu kebaikan, untuk menjerumuskan orang ke dalam satu pintu keburukan.” (Talbis Iblis, hlm. 51).

Misalnya melakukan/menerima cuthat seseorang tentang keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskan anda.

Ini salah satu jalan Iblis untuk menggelincirkan seseorang kepada sesuatu yang ternyata sesat yang dikemas awalnya dengan sesuatu yang seolah-olah baik.

Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik, niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa. Bahkan dalihnya, antara lain:
- Kan gak ada masalah kalo cuma jadi teman curhat... yang penting gak ada perasaan apa-apa.
- Kita kan niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Atau,
- Saya merasa dekat dengan Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan untuk tahajud, untuk puasa sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya, hatiku merasa nyaman dan tentram bersamanya, semoga dia menjadi pasanganku di surga,
- dan seabreg khayalan kasmaran lainnya.

yang (bisa jadi tanpa disadari pada awalnya) sepertinya sesuatu itu adalah hal yg baik2...

INGAT,!!!..."Itu la cara Iblis menggoda umat manusia... yang seringkali disamarkan dengan sesuatu yang seolah-olah adalah baik".